Home » » Relasi Makna “Antonim”

Relasi Makna “Antonim”

Written By Unknown on Sabtu, 01 Desember 2012 | 12/01/2012 07:08:00 AM

Postingan kali ini akan membahasa tentang Relasi Makna “Antonim” yang mungkin bisa membantu saudara untuk mengerti tentang Relasi Makna “Antonim” setidaknya saudara bisa mengerti atau memahami setelah membaca ulasa dibawah ini, oke langsung aja kita mulai dari PENDAHULUAN.
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa ini dapat berupa kata, frase, kalimat dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan, ketercakupan, kegandaan atau kelebihan makna.
Hubungan relasi makna
Setiap bahasa termasuk bahasa indonesia seringkali menemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna (redundansi) dan lain-lain.
Setiap kata mengandung makna inti. Disamping makna inti, tiap kata mengandung makna tambahan. Misalnya kalau orang mengakatkan kursi, makna sebenarnya yang dimaksud adalah kursi yang terihat dirumah atau dikantor yang digunakan sebagai tempat duduk. “oknum anggota DPR berebut kursi”, makna informasi tentang kursi berbeda-beda maksudnya, oknum anggota DPR berebut kursi jabatan, disini terlihat bahwa makna kata kursi mengalami pergeseran. Berikut ini kami akan membahas masalah antonim.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Antonim
Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno yang artinya “nama” dari arti yang artinya “melawan”. Maka secara harfiah antonim artinya ‘nama lain untuk benda lain pula”. Secara semantik, Verhar (1978) mendefinisikan sebagai: ungkapan(biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain (Chaer, 2003:88).

Istilah antonim kadang-kadang dipertentangkan dengan istilah sinonim, tetapi status kedua istilah ini berbeda. Antonim biasanya teratur dan dapat didefinisikan secara tepat. Contoh kata yang antonim:

Besar >< kecil
Lebar >< sempit
Panjang >< pendek

Beberapa pasangan kata mempunyai kata yang berlawanan disebut antonim (Alwasillah,1990;150). Menurut Gorys Keraf antonim adalah relasi antar makna yang wujud logisnya sangat berbeda atau bertentangan. Misalnya: benci >< cinta, panas >< dingin, atas >< bawah.

Antonim terdiri dari antio atau ant yang berarti “lawan” ditambah akar kata onim atau onuma yang berarti “nama”; yakni kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain (Tarigan, 1993:36).

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kata laki-laki yang berantonim dengan kata perempuan: kata kawin berantonim dengan kata bujang: kata hidup berantonim dengan kata mati. Pernyataan ini dikemukakan oleh Lyons (1, 1977: 271) disebut conplementarity. Kata-kata yang dapat dibalikan, misalnya kata dapat mengatakan, lebih pandai tetapi tidak mungkin kurang bodoh. Hal ini oleh sapir disebut hubungan yang simentrically reversible, maksudnya yang dapat dibalikan secara sistematis.

B. Ragam Antonim

Menurut Fromkin dan Radman serta Heatherington dalam Tarigan (1993:41) diklasifikasikan atas beberapa pasangan, antara lain:

1. Pasangan komplementer.
2. Pasangan perbandingan.
3. Pasangan rasional.
4. Pasangan resiproka.l
5. Pasangan hiponim.

1. Antonim Komplementer
Ada pasangan antonim yang komplementer, yaitu pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tidaklah lengkap atau tidak sempurna apabila tidak dibarengi oleh yang satu lagi (Tarigan,1993:42).
Contoh antonim komplementer:
Hidup >< mati
Jahat >< baik
Miskin >< kaya
Pendek >< panjang
Atas >< bawah
2. Antonim gradabel atau perbandingan
Antonim gradabel yaitu antonim yang apabila penegatifan suatu kata tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Antonim yang merupakan pasangan gradabel ialah bahwa bahwa kelebihan sesuatu adalah merupakan kekurangan yang lainnya.

Contoh antonim gradabel:
Lebih besar adalah kurang kecil
Lebih tinggi adalah kurang rendah
Lebih lluas adalah kurang sempit
Lebih pandai adalah kurang bodoh

3. Antonim Rasional
Antonim rasional adalah antonim yang memperlihatkan kesimetrian dalam rangka anggota pasangannya, karena antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang erat.

Contoh antonim rasional:
Guru >< murid
Pengajar >< pelajar
Dosen >< mahasiswa

4. Antonim Resiprokal
Antonim resiprokal yaitu antonim yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan dalam makna, tetapi secara fungsional berhubungan erat, hubungan itu justru hubungan yang timbal balik.
Contoh antonim resiprokal:
Membeli >< menjual
Menarik >< mengulur
Memberi >< menerima

5. Antonim Hiponim
Ada sejenis antonim yang agak istimewa, yang sering dipakai dan memang penting dalam nomenklafur (tatanama) ilmiah, dan dalam analisis semantik disebut dengan hiponim.
Dalam hiponim ini, sebenarnya salah satu dari pasangan kata itu tidaklah berlawanan atau bertentangan sepenuhnya dengan yang satu lagi, tetapi justru satu mencakup yang lain.
Contoh:
Vertebrata mencakup ikan, reptile (binatang melata), dan mamalia.
Gedung mencakup pencakar langit, rumah besar, rumah.
Universitas mencakup fakultas, departemen, jurusan.
Fonem mencakup vokal, konsonan, diftong.
Perlu kita sadari benar bahwa pembagian ragam antonim atau pasangan-pasangan komplementer, gradabel, relasionan, resiprokal, dan hiponim tidaklah bersifat mutlak artinya lebih bersifat relative. Suatu pasangan antonim tidak harus hanya termasuk pada satu jenis antonim tertentu saja, tetapi mungkin saja dapat dimasukan ke dalam atau lebih ragam antonim.
Verhaar(1983:134) membedakan antonim berdasarkan sistemnya, sebagai berikut:
a) Antonim antar kalimat, misalnya: dia sakit dan dia tidak sakit.
b) Antonim antar frasa, misalnya: secara teraturdan secara tidak tidak teratur.
c) Antonim antar kata, misalnya: dalam bahasa inggris terdapat kata thankfull dan thankless.
d) Antonim antar morfem, misalnya: dalam bahasa inggris terdapat leksem/ thankful/ dan/ thankless/.
Apa yang telah diuraikan diatas merupakan kreasi pemakaian bahasa. Pemakai bahasa ingin mempertentangkan, membedakan, membuat konsepnya berlawanan, hal seperti ini muncul didalam pemakaian bahasa karena didalam kehidupan sehari-hari benda yang kasar memang ada, demikian pula benda yang halus. 

Walaupun secara umum dapat dikatakan bentuk-bentuk bahasa tersebut i atas itu berlawanan makna namun dalam bentuk karang-mengarang dan dalam hubungan dengan cara berfikir logis kita harus membedakan benar-benar pertentangan itu. Secara logis dibedakan pertentangan itu dalam dua bentuk ungkapan pikiran yakni:

a) Kontradiksi
Dapat dikatakan pertentangan, sifatnya dikatakan kontradiktif atau kontradiksi. Dalam prosese kita berfikir kontradiksi mendapatkan pengertian sebagai berikut: “dua pernyatan dikatakan kontradiksi atau mempunyai kontradiksi jika dua pernyataan itu tidak mungkin sama-sama benar dan tidak mungkin sama-sama salah” salah satu dari dua pernyataan itu benar dan yang lain tidak benar.
Contoh :
Ia seorang perampok
Ia bukan seorang perampok
Salah satu dari dua pernyataan itu harus benar dalam situasi tertentu mengapa? Karena dua pernyataan itu bertentangan dalam diksi atau kontradiksi. Pada umumnya bentuk kontradiksi dinyatakan dengan kata bukan dan tidak.

b) Kontras
Sifatnya disebut kontras atau kontrer. Kontras mendapatkan pengertian sebagai berikut: “dua pernyataan dikatakan bersifat kontrer jika salah satu dari dua pernyataan itu mungkin benar (bukan dua-duanya) akan tetapi dua-duanya salah.
Contoh: “itu sebuah jeruk” dan “itu sebuah apel”
Tidak mungkin dua-dua pernyataan itu sama benar. Salah satu mungkin benar, akan tetapi jelas pula bahwa dua-duanya mungkin salah.

C. Kesimpulan
Antonim merupakan salah satu hubungan relasi makna yang maknanya berlawanan. Menurut Fromkin dan Radman serta Heartherington dalam Tarigan (1993: 41) antonim terbagi menjadi lima bagian yaitu antonim pasangan komplementer, antonim pasangan perbandingan, antonim pasangan rasional, antonim pasangan resiprokal, antonim pasangan hiponim. Secara logis dipertentangan ini dibedakan dalam dua bentuk ungkapan pikiran, yaitu kontradiksi dan kontras. Sedangkan menurut Verhaar antonim dibedakan berdasarkan sistemnya, yaitu sebagi berikut: antonim antar kalimat, antonim antar frase, antonim antar kata, antonim antar morfem.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Berita-NTB - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger