AKU MENGERTI KITA MASIH ADA RASA
Oleh Iskandar Yusuf
Aku bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
seperti kapal yang lego jangkar
angin letih bermain di riak ombak
Tak lagi ingin bermegah angan
liuk gelombang laut menari lirih
tergoda buaian rayu sayap burung camar
angin-laut-camar menyamarkan harap ku
Diantara layar perahu layar
aku melihat gambaran samar wajahmu
buram tertutup buih garam semalam
dua ujung buritan dan haluan
walau satu perahu tapi tak bertemu
seperti bulan dan matahari
berputar di sumbu bumi yang sama
tak dapat disatukan oleh siang dan malam
apa yang aku katakan
apa yang aku maksud
terputus di ujung lidah
Aku bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
penderitaan diam makin tertutup
dalam bungkus air mata
Aku ingin tidur dan bermimpi
meski kau tak pernah ada
disetiap malam yang aku punya
aku juga ingin berceritera
tentang bukan siapa-siapa
walau kita ada didua alam berbeda
Ombak kecil bermain menyentuh
di lambung perahu sebelah kiri
menyatu dalam dua zat berbeda
selalu sejalan kemana pun pergi
ketika tulang rusuk kiriku masih utuh
kau ada dalam zat yang sama denganku
setelah kau berwujud
dan mengenal hasrat
kau tinggalkan aku menahan birahi
Aku masih bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
membersihkan cinta dengan air mata
akan selamanya murni dan indah
Aku bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
seperti kapal yang lego jangkar
angin letih bermain di riak ombak
Tak lagi ingin bermegah angan
liuk gelombang laut menari lirih
tergoda buaian rayu sayap burung camar
angin-laut-camar menyamarkan harap ku
Diantara layar perahu layar
aku melihat gambaran samar wajahmu
buram tertutup buih garam semalam
dua ujung buritan dan haluan
walau satu perahu tapi tak bertemu
seperti bulan dan matahari
berputar di sumbu bumi yang sama
tak dapat disatukan oleh siang dan malam
apa yang aku katakan
apa yang aku maksud
terputus di ujung lidah
Aku bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
penderitaan diam makin tertutup
dalam bungkus air mata
Aku ingin tidur dan bermimpi
meski kau tak pernah ada
disetiap malam yang aku punya
aku juga ingin berceritera
tentang bukan siapa-siapa
walau kita ada didua alam berbeda
Ombak kecil bermain menyentuh
di lambung perahu sebelah kiri
menyatu dalam dua zat berbeda
selalu sejalan kemana pun pergi
ketika tulang rusuk kiriku masih utuh
kau ada dalam zat yang sama denganku
setelah kau berwujud
dan mengenal hasrat
kau tinggalkan aku menahan birahi
Aku masih bersandar di pagar dermaga
menahan dahaga di jiwa raga
membersihkan cinta dengan air mata
akan selamanya murni dan indah
0 komentar:
Posting Komentar